sumber: dream.co.id

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Setiap satu tahun sekali, bangsa Indonesia di seluruh penjuru negeri selalu merayakan peringatan hari ibu pada tanggal 22 desember. Tradisi itu dilakukan bukan tanpa sebab melainkan ada beberapa hal yang mendasarinya, salah satunya adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa juang dan kasih sayang seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan hingga merawat kita semua sampai pada taraf mampu lahiriah dan batiniah sebagai generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur.

Sebuah maqolah yang begitu masyhur kita dengar tentang seorang ibu adalah الأُمُّ مَدْرَسَةٌ أُوْلَى “Ibu adalah madrasah pertama”. Benar, sebegitu pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik putra-putrinya sehingga menjadi pribadi yang berperangai baik dan sholeh-sholehah. Oleh karena itu, telah menjadi kewajiban kita sebagai seorang Muslim untuk menghormati dan berbakti kepada kedua orangtua terutama terhadap ibu. Bahkan nabi menegaskan posisi seorang ibu daripada ayah dalam sabdanya. Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).

Hadist tersebut mengingatkan kita bahwa berbakti dan menghormati kedua orangtua terutama seorang ibu sangatlah diutamakan. sosok ibu yang ditegaskan tiga kali oleh rasulullah dalam sabdanya secara langsung menjelaskan bahwa posisi ibu benar-benar dimuliakan oleh islam.

Dalam agama islam, Alquran telah mengajarkan begitu pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan manusia secara keseluruhan. Tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan ibu telah diterangkan secara gamblang dalam surat Al-Ahqaf ayat 15:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Alquran menuturkan akan bagaimana seorang ibu susah payah mengandung selama Sembilan bulan lamanya. Kemudian terjadi prosesi dimana ibu melahirkan anaknya yang diibaratkan orang-orang bak sebuah pertaruhan antara hidup dan mati. Lalu ibu menyapih dan merawat anaknya sampai usia dewasa. Sungguh, begitu berat perjuangan seorang ibu.

Ketika seorang anak melewati usia dewasa sementara ibu dan bapaknya mulai menua dan renta. Alquran mengingatkan kita agar tak lupa dengan keduanya yang telah memperjuangkan hak kasih sayang anaknya melalui surat Al Isra ayat 23 yang berbunyi:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (QS. Al-Isra: 23)

Kewajiban untuk merawat ibu dan bapak ketika keduanya berusia lanjut benar-benar menjadi sebuah penegasan bahwa islam begitu memperhatikan adab, tata karma, atau istilah sekarangnya adalah humanisme kepada umat muslim. Sekedar menggerutu dengan berkata “ah” saja tidak diperbolehkan apalagi sampai membentak atau bahkan menganiaya kedua orangtua kita. Naudzubillahi min dzalik..

Beberapa bulan silam kita disuguhkan sebuah video di media sosial yang menunjukkan perilaku durhaka seorang anak kepada ibunya yang telah berusia lanjut. Satu dari sekian banyak realita yang terjadi di zaman akhir ini. Dimana generasi muda saat ini banyak yang mulai tak menghormati dan berbakti kepada kedua orangtuanya terutama ibu. Sebuah ironi yang menyayat hati dan mempertanyakan posisi kita sebagai orang muslim dan seorang manusia yang beradab. Ingatlah, kunci kesuksesan di dunia akhirat terletak pada bakti kita kepada kedua orangtua, dan kunci surga berada dibawah telapak kaki ibu. الجنة تحت اقدام الأمهات

Semoga tulisan ini dapat menjadi refleksi dan motivasi bagi kita semua dalam mengemban tugas sebagai seorang khalifah, seorang muslim yang kaffah, dan manusia yang memanusiakan manusia.

Selamat Hari Ibu…..

 

 

*Oleh: Kanza Haka

*Dalam momentum Hari Ibu Nasional 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.