Keunikan Ibadah Puasa

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

الحمد لله الحمد لله رب العالمين حمدا لله احد الصمد لم يلد و لم يولد و لم يكن له كفوا احد, سبحنكلا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم, رب اشرح لي صدري و يسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي, أما بعد:

قال الله تعالى فى كتابه الكريم : اعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم, شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ, الآية

Alhamdulillah. Para pendengar Suara Tebuireng Rahimakumullah, pada hari ini kita masih diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tentu kita harus bersyukur dan syukur itu kita wujudkan dengan bentuk ibadah yang semaksimal mungkin.

Kedua kalinya shalawat serta salam kita haturkan kepada nabi kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberikan ajaran agama islam sehingga kita menjadi hamba yang selamat fid dini wad dunya wal akhiroh. Insyaallah, Amiin ya Rabbal Alamin.

Para pendengar Suara Tebuireng FM Rahimakumullah, pada hari ini kami akanmembahas tentang keunikan atau khususiyyah ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Tentu kita ketahui Bersama bahwa rukun islam itu ada lima. Sesuai dengan hadist dari Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam AL-Bukhori.

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : بني الاسلام على خمس شهادة أن لا اله الا الله و أن محمدا رسولالله و اقام الصلاة  وايتاء الزكاة و حج و صوم رمضان [رواه البخارى]

Artinya: “Dari Ibnu Umar R.a ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Islam itu dibangun diatas lima pondasi, yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haju dan puasa Ramadhan” (H.R Bukhori)

Ketika kita membaca atau mendengar hadis tersebut pastinya kita bertanya-tanya bukankah puasa itu rukun islam keempat, lalu mengapa pada hadist tersebut disebutkan di urutan kelima setelah haji?

Menurut Imam Hajar Al-Atsqalany dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa teks atau redaksi hadist tersebut itu macam-macam teksnya. Ada yang mendahulukan haji terlebih dahulu daripada puasa bulan Ramadhan dan ada pula yang mendahulukan puasa Ramadhan dulu kemudian ibadah haji. Ini tidak ada masalah, baik itu ditaruh di nomor empat maupu n nomor lima.

Kemudian apa yang membedakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan ibadah lainnya?

Yangpertama secara khoshoish, atau khususiyyahnya, puasa Ramadhan ini ibadah yang betul-betul bersifat private atau sangat eksklusif antara dia dan Allah Swt.

Maksudnya apa?

Maksudnya ya ibadah ini tidak ada yang mengetahui kecuali dirinya yang sedang puasa dengan Allah yang Maha Mengetahui. Maka dari itu Allah mengatakan dalam Hadist Qudsi.

الصوم لي و أنا أجزي به

Artinya: “Puasa itu hanya untuk-Ku dan Sayalah yang langsung membalasnya.”

Maksudnya adalah ibadah puasa ini tidak seperti ibadah yang lain yang Allah memerintahkan malaikat untuk mencatatpahalanya sesuai dengan bilangannya. Jadi kalau sedekah hitungannya sekian, ngaji sekian, sholat sekian. Tapi kalua puasa ini tidak ada kalkulasinya. Artinya pahalanya itu dilipatgandakan oleh Allah semau Allah. Ini menunjukkan betapa agungnya ibadah puasa di bulan Ramadhan sampai-sampai Allah sendiri yang memberikan pahala langsung kepada hamba-Nya.

Kemudian yang kedua ibadah puasa ini memiliki kekhususan yakni ibadah yang bersifat ibadah tarkiyyah. Tarkiyyah itu adalah ibadah yang bersifat meninggalkan. Meninggalkan Apa?

Ya meninggalkan makan, meninggalkan minum, tidak kumpul suami istri di siang hari pada bulan Ramadhan, tidak boleh melakukan ghibah. Ini sifatnya meninggalkan. Tarkiyyah dari kata taraka-yatruku yang artinya meninggalkan. Kalau pada hari-hari normal kita kan boleh makan. Sesuatu yang mubah itu boleh dilaksanakan. Karena sifatnya mubah boleh. Makan boleh, minum boleh. Tapi di bulan Ramadhan ini semuanya ditinggalkan. Itu dari Bahasa arabnya taraka-yatruku.

Kemudian kekhususanselanjutnya adalah ibadah puasa ini bersifat mubasyir. Mubasyir artinya direct, yakni oreng islam dipaksa untuk langsung merasakan ibadah yang sudah dia jalani. Kalau orang miskin itu sehari-hari dia merasakan kelaparan atau perut yang lapar, keronccongan, jarang sekali dia merasakan perut yang kenyang.

Nah, ini umat islam sama Allah dipaksa, suka tidak suka, agar untu langsung merasakan seperti orang-orang yang sedang merasakan kelaparan. Maka sifat ibadah ini direct, kita langsung ikut merasakan, kita langsung ikut berpartisipasi sebagaimana orang-orang yang belum beruntung.

Kemudian kalau kita perhatikan kekhususan bulan puasa ini atau ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kalau shalat seumpama, shalat itu karakter ibadahnya adalah bersifat badaniyyah. Orang tahu kalau dia sedang shalat yak arena badannya gerak-gerak, mulai dari mengangkat tangan takbiratul ihram, rukuk, sujud, duduk dan sebagainya. Nah ini, shalat itu sifatnya ibadah yang badaniyyah yang melibatkan fisik saja. Lain lagi dengan zakat. Kalau zakat ini sifatnya adalah ibadah maliyyah. Dia tidak seperti shalat, tidak butuh aktivitas fisik, tapi dia cukup menggunakan hartanya saja. Orang mengeluarkan hartanya untuk melakukan zakat. Karakter zakat ini ibadahnya adalah ibadah maliyyah yang melibatkan finansial atau kemampuan ekonomi seseorang. Lalu seperti ibadah yang lain seperti ibadah haji, ini adalah ibadah yang bersifat maliyyah dan badaniyyah. Dia melibatkan kemampuan finansial yang cukup dan juga kemampuan fisik yang prima. Ini ibadah haji maupun ibadah umroh sama saja. Jadi karakternya itu mempunyai karakter masing-masing.

Tapi kalau puasa ini, tidak semuanya, yawes meneng tok iku wes puasa gitu lho. Dia tidak perlu mengeluarkan uang, tidak perlu mengangkat tangan untuk takbiratul ihrom seperti orang yang sedang melakukan sholat, fisiknya kelihatan dia sedang bergerak, sujud, rukuknya kelihatan. Nah, kalo puasa diam saja karena ibadah yang bersifat mubasyir kemudian bersifat tarkiyyah dan yang saya sebutkan tadi, puasa ini sifatnya sangat eksklusif. Dia tidak seperti ibadah haji yang bersifat maliyyah badaniyyah, tidak seperti zakat yang bersifat maliyyah dan sebagainya.

Inilah uniknya ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengambil manfaat, mengambil pelajaran dari sesuatu yang sudah di syariatkan oleh Allah.

Aamiin ya Rabbal Alamin.

Saya Ahmad Kanzul Fikri dari PP Al Aqabah Kwaron untuk pendengar setia Radio Suara Tebuireng FM yang berbahagia.

اهدنا الصراط المستقيم

 ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Kultum Ramadhan oleh K.H A. Kanzul Fikri Pengasuh PP Al-Aqabah Kwaron Diwek Jombang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.